Bengkulu – Menanggapi munculnya narasi negatif di sejumlah kanal informasi terkait kehadiran Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi dalam kegiatan Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) XI di Yogyakarta, Pemerintah Kota Bengkulu memberikan penjelasan resmi.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bengkulu, Gitagama, menegaskan bahwa kehadiran Wali Kota beserta delegasi bukan untuk kegiatan seremonial semata, melainkan merupakan bagian dari upaya strategis pemerintah kota dalam memajukan potensi budaya dan pariwisata Bengkulu di level nasional dan internasional.
Gitagama menyampaikan, bahwa Kota Bengkulu sebagai salah satu dari 30 kota anggota JKPI aktif berpartisipasi dalam berbagai rangkaian agenda kegiatan. Salah satu yang paling dinantikan adalah karnaval budaya dalam event street performance, yang menjadi ajang memperkenalkan kekayaan budaya lokal ke panggung nasional.
“Pertemuan ini sangat strategis. Kami membahas pentingnya peran aktif masyarakat dalam melestarikan pusaka budaya dan alam demi memperkuat NKRI,” ujar Gita, Rabu (6/8).
Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional seperti Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, serta Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X.
JKPI sendiri adalah organisasi non-politik dan nirlaba yang mewadahi kolaborasi antar pemerintah daerah dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya serta alam, baik yang bersifat fisik (tangible) maupun tak berwujud (intangible).
Gita menambahkan, keikutsertaan Kota Bengkulu dalam ajang ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah kota untuk memperkenalkan warisan budaya Bengkulu di level nasional bahkan internasional.
“Pak Wali ingin mendorong Kota Bengkulu agar bisa sejajar, bahkan melampaui kota-kota budaya besar seperti Yogyakarta, Bandung, Banjarmasin, atau Palembang,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi lintas perangkat daerah dan stakeholder dalam mewujudkan visi ini. “Ini bukan tugas satu dinas saja, tapi perlu kolaborasi bersama,” tutupnya.